Oleh: Gunawan MY
(Peneliti Rumah Restorasi Indonesia / Wartawan Nasional)
Penghujung tahun 2022 lazim kita melakukan evaluasi Dan menjelang awal tahun lazim pula melakukan resolusi 2023.
Kaum sejarawan, akademisi intelektual pun Bromocorah politik gemar menamai setiap orde dgn momentum penamaan, sekedar penanda dan pembeda setiap zaman.
Penamaan penanda zaman ini menjadi momentum perubahan pola pikir dan gaya hidup.
Jika merunut tahun 1945. Orde gemilang yang telah meletakkan azas kebangsaan. Dengan Proklamasi Memutus cengkraman berfikir dan fisik penjajahan. Mukadimah UUD 45 menunjuk haluan bangsa. tujuan indah bernegara dan bermasyarakat. Tidak hanya itu, redaksi mukadimah yg subtantif menjadi inspirasi bagi anak negeri. ( Lihat setiap membuat AD/ART organisasi pasti pola redaksinya merujuk ke Mukadimah UUD 45).
Ketahuilah, di awal kemerdekaan, bukan sebuah kebetulan, tempat kost Peneleh – HOS Cokroaminoto menjadi ajang tranformasi kebangsaan dan diskusi para pelajar. Yang tercatat : Kartosuwiryo, Soekarno, Semaun dan Senevleet.
Penuturan Soekarno pada Cindy Adams,
” Sore atau malam, aku duduk dibawah kaki Cokro yg tengah membaca buku. aku baca buku yg dibaca Cokro,” ujar Soekarno.
Ketahuilah, usai berdebat hebat dalam sidang konstituante, tokoh katolik IJ Kasimo dan tokoh muslim HM Natsir keluar ruangan bergandengan mencari tempat makan bersama makan sop kambing.
Saat AA Maramis, mengetahui Muhamad Roem harus hengkang dari rumah kontrakannya. AA Maramis yang menggetahui Roem dan keluarga tidak mampu mempanjang rumah kontrakannya, Maramis tanpa sepengetahuan Roem mendatangi pemilik rumah. Mengetahui itu,” untuk berapa lama,” tanya Roem.
” Selama bung mau,” jawab Maramis.
Betapa indah Persahabatan dan nilai guyub yang dianut founding fathers.
2022, kini kemana nilai itu ? Dimana perdebatan persahabatan itu ? Lenyap kemana gagasan besar Indonesia maju ? Hilang dimana pemimpin yg mengayomi semua anak bangsa ?
Mengapa kita terjebak dalam peradaban homo sapiens ?
Masih panjang deretan pertanyaan itu. Sepanjang keprihatinan kita pada kondisi bangsa ini.
Setidaknya kita mencatat sepanjang 2022,
- bangsa ini belum sembuh luka Pilpres 2019. Luka itu masih menggangga.
Meski diakui, Presiden terpilih Jokowi berupaya melakukan rekonsiliasi yg disambut oleh Prabowo. Keduanya bertepuk kedua belah tangan. - Memang ekonomi bergerak, pangan tersedia. Perumahan ada. Pertanyaannya, pelaku ekonomi di dominasi Kapitalis besar atau bahasa saat ini oligarki
- Obsesi pemerintahan yg stabil dan berorientasi prosedural. Eksekutif, Legislatif dan yudikatif berselingkuh dari kontitusi mengngsngkangi aspirasi publik.
2023,Yakinlah matahari masih akan terbit dari ufuk timur. Harapan tetap hadir. Matahari belum terbit dari ufuk barat. Singkirkan sikap pesimis dan sekeptis.
Rumah Restorasi Indonesia menawarkan kepada bangsa ini mari kita songsong harapan matarahari tetap terbit dari ufuk Timur.
2023, Singkirkan keterbelahan bangsa.
2023, Rakyat harus menjadi pelaku ekonomi yg dominan
2023, Penuhi prosedural kontitusi perhatikan aspirasi publik.
2023, Rumah Restorasi Indonesia menawarkan pemimpin dalam Pilpres 2024 : Anies Baswedan.